SELAMAT DATANG DI SITE SAMPAH INI
Sampah yang suatu saat akan menjadi “kompos” bagi cita-cita Indonesia baru. Secuil mungkin tidak berarti tetapi tetap memberi arti.
Tanpa secuil tidak ada segumpal. Setidaknya bukan sampah plastik yang tidak bisa didaur ulang oleh zaman
sebagaimana mereka…PARA KORUPTOR dan PENJAHAT HAM
SITE Sampah ini berisikan kumpulan tulisan baik makalah maupun tulisan di media massa.
mungkin tidak indah. mungkin juga tidak ilmiah,
bahkan bisa saja tulisan-tulisan ini begitu dangkal, tidak indah terjalin.
namun kedangkalan itu tetap bisa menampung air dan menjadi oase indah di tengah gurun pasir.
disaat intelektualitas terbeli, tulisan para “profesor” menjadi pelegitimasi dari rusaknya tatanan kehidupan,
maka tulisan ini mungkin bisa menjawab dan membasahi lubang-lubang kecil ketandusan
salam
GENDO
setuju sekali dengan ide-ide dan aksi melawan koruptor dan penjahat HAM.tapi siapa yang membuat definisi yang sesungguhnya akan korupsi dan kejahatan HAM? apakah korupsi itu cuma akan uang dan kekayaan negara saja yang selalu dianggap uang rakyat? apakah kejahatan HAM itu hanya kejahatan akan sebuah komunitas besar rakyat saja?apakah tidak ada maaf juga untuk sebuah kesalahan masa lalu? coba sekarang juga renungkan. pernahkah anda masih menghujat bapak anda sesungguhnya karena tidak mau mengakui anda, sepertinya kata maaf sudah terjabar. pernahkah anda memperhatikan dan mendengarkan rintihan dan paksaan pacar2 anda yang sesungguhnya sudah anda tindas secara seksual hanya memenuhi selera dan keinginan anda?tahukah anda kalau mereka telah terampas oleh anda,karena mereka tidak bicara. tahukah anda berapa banyak orang yang menaruh harapan besar buat anda ternyata anda hanya memanfaatkan posisi dan pengakuan anda sebagai ikon saja, tetapi tidak benar2 buat rakyat? tahukah anda banyak juga pecandu yang merasa gerah dengan perjuangan anda yang akhirnya justru dengan gaya rebel ini makin menajamkan stigma bahwa pecandu itu bandel,tidak bisa bekerjasama? aduhh…gimana nih bli ku gendo yang guantengg?
@nallo:
gaya tulisan ini mengingatkan saya kepada seseorang. mmmm tapi siapapun anda, saya pikir anda berhak untuk engungkapkan apapun.
hanya saya ingin menyampaikan kepada anda, bahwa apa yang anda sampaikan tentang diri saya, itu adalah kalimat yang telah sering saya lihat dan dengar sejak belasan tahun yang lalu.
hehehe. bung, pecundang tetap hany pecundang dan pecundnag hanya bisa mengeluh tanpa bisa berbuat apa2. dan saya yakin sampai saat ini, banyak pula yang tidak setuju dengan kata2 anda terutama mereka yang pernah merasakan advokasi dengan saya dan kawan2 saya.
hehehe. maaf bung. masalah gaya rebel oleh pecandu yang membuat stigma makin bertambah …mmmm saya pikir anda sesat pikir. karena gaya adalah metode yang sudah terpikirkan secara matang, dan sampai saat ini efektif. dan kayaknya anda telat deh dengan usulan itu. ato anda mungkin salah satu orang yang tidak melakukan assesment mengenai pecandu sehingga menjadi sesat pikir.
terimakasih
MinTa maap yah..itu cuma kesal saja. piss..maju terus.
ndo, fotomu kok koyo si kabayan. kirinya sih oke. tapi wajah kurang sangar. 😀
Buku Perang Tan Malaka dan Che Guevara
Ketika memperingati sewindu hilangnya Tan Malaka pada 19 Februari 1957, Kepala Staf Angkatan Darat Mayor Jenderal Abdul Haris Nasution mengatakan pikiran Tan dalam Kongres Persatuan Perjuangan dan pada buku Gerpolek (Gerilya Politik Ekonomi) menyuburkan ide perang rakyat semesta. Perang rakyat semesta ini, menurut Nasution, sukses ketika rakyat melawan dua kali agresi Belanda. Terlepas dari pandangan politik, ia berkata, Tan harus dicatat sebagai tokoh ilmu militer Indonesia.
(sumber Tempo)
Dalam bentuk tanya jawab Tan Malaka di dalam bukunya Gerpolek menjelaskan itu secara gamblang. Menurut Malaka GERPOLEK adalah perpaduan (Persatuan) dari suku pertama dari tiga perkataan, ialah Gerilya, Politik, dan Ekonomi. Lebih lanjut dalam bentuk tanya jawab Malaka menjelaskan sbb :
Apakah gunanya GERPOLEK?
GERPOLEK adalah senjata seorang Sang Gerillya buat membela PROKLAMASI 17 Agustus dan melaksanakan Kemerdekaan 100 % yang sekarang sudah merosot ke bawah 10 % itu!
Siapakah konon SANG GERILYA itu?
SANG GERILYA, adalah seorang Putera/Puteri, seorang Pemuda/Pemudi, seorang Murba/Murbi Indonesia, yang taat-setia kepada PROKLAMASI dan KEMERDEKAAN 100 % dengan menghancurkan SIAPA SAJA yang memusuhi Proklamasi serta kemerdekaan 100 %.
SANG GERILYA, tiadalah pula menghiraukan lamanya tempoh buat berjuang! Walaupun perjuangan akan membutuhkan seumur hidupnya, Sang Gerilya dengan tabah-berani, serta dengan tekad bergembira, melakukan kewajibannya. Yang dapat mengakhiri perjuangannya hanyalah tercapainya kemerdekaan 100 %.
SANG GERILYA, tiadalah pula akan berkecil hati karena bersenjatakan sederhana menghadapi musuh bersenjatakan serba lengkap. Dengan mengemudikan TAKTIK GERILYA, Politik dan Ekonomi, tegasnya dengan mempergunakan GERPOLEK, maka SANG GERILYA merasa HIDUP BERBAHAGIA, bertempur-terus-menerus, dengan hati yang tak dapat dipatahkan oleh musim, musuh ataupun maut.
Seperti Sang Anoman percaya, bahwa kodrat dan akalnya akan sanggup membinasakan Dasamuka, demikianlah pula SANG GERILYA percaya, bahwa GERPOLEK akan sanggup memperoleh kemenangan terakhir atas kapitalisme-imperialisme.
————-
Selain berhubungan cukup erat dengan Panglima Sudirman pimpinan gerilyawan yang tangguh (bahkan Adam Malik menyebutnya Dwitunggal), sebenarnya Tan Malaka pernah terlibat langsung dalam medan perang gerilya menjelang kematiannya. Silahkan baca liputan Tempo Persinggahan Terakhir Lelaki dan bukunya serta Misteri Mayor Psikopat. Sehingga sebenarnya lengkaplah Tan Malaka yang berperang dengan kata, organisasi, juga ‘perang senjata’. Atau bisa dikatakan Gerpolek bukan hanya teori baginya, tetapi juga sebuah praktek perjuangan yang dilakukannya.
Dalam konteks ini saya setuju dengan ketika Harry Poeze mempersandingkan Tan Malaka dan Che Guevara. Walau saya agak terganggu ketika Poeze mengatakan Tan Malaka adalah Che Guevara Asia. Bagi saya Tan Malaka adalah Tan Malaka, Che Guevara adalah Che Guevara.
Sekedar memperbandingkan buku perang Gerpolek dan Esensi Perang Gerilya yang dituliskan oleh Che Guevara, saya kutipkan bagian tulisan Che Guevara tersebut
“Perang Gerilya, sebagai inti perjuangan pembebasan rakyat, mempunyai bermacam-macam karakteristik, segi yang berbeda-beda, meskipun hakekatnya adalah masalah pembebasan. Sudah menjadi kelaziman–dan berbagai penulis tentang hal ini menyatkannya berulang-ulang—bahwa perang memiliki hukum ilmiah soal tahap-tahapnya yang pasti; siapapun yang menafikannya akan mengalami kekalahan. Perang gerilya sebagai sebuah fase dari perang tunduk dibawah hukum-hukum ini; tapi disamping itu, karena aspek khususnya, sudah menjadi hukum yang tak hukum yang tak terbantahkan dan harus diakui kalau mau mnedorongnya lebih maju. Meskipun kondisi sosial dan geografis masing-masing daerah (country) menentukan corak atau bentuk-bentuk khusus suatu perang gerilya, tapi ada hukum umum yang harus dipatuhi jenis tersebut.
Tugas kita kali ini adalah menggali dasar-dasar perjuangan dari jenis (corak) ini, aturan-aturan yang harus di ikuti oleh rakyat yang berupaya membebaskan diri, mengembangkan teori atas dasar fakta-fakta, menggeneralisasikan dan memberikan struktur atas pengalaman tersebut agar bermanfaat bagi rakyat lainya.
Pertama kali adalah menetapkan : siapakah pejuang dalam perang gerilya ? Disatu sisi ada kelompok penindas dan agen-agennya, tentara profesional (yang terlatih dan berdisiplin baik), yang dalam beberapa kasus dapat diperhitungkan atas dukungan luas dari kelompok-kelompok kecil dari birokrat, para abdi kelompok penindas tersebut. Disisi lain ada populasi bangsa atau kawasan yang terlibat. Adalah penting menekankan merupakan sebuah perjuangan massa, perjuangan rakyat. Gerilya, sebagai sebuah nukleus bersenjata, merupakan pelopor perjuangan rakyat, dan kekuatan terbesar mereka berakar dalam massa rakyat. Gerilya hendaknya tidak dipandang sebagai inferior secara jumlah dibanding tentara yang ia perangi, meskipun kekuatan persenjataannya mungkin inferior. Itulah sebabnya mengapa perang gerilya mulai bekerja ketika kau memiliki dukungan mayoritas, sekalipun memiliki sejumlah kecil persenjataan yang dengan itu kau mempertahankan diri melawan penindas.
Oleh karena itu pejuang gerilya mendasarkan diri sepenuhnya pada dukungan rakyat di suatu area. Ini mutlak sangat diperlukan. Dan di sini dapat dilihat secara jelas dengan mengambil contoh kelompok-kelompok bandit yang bekerja di suatu daerah. Mereka memiliki semua karakteristik dari sebuah tentara gerilya : Homogenitas, patuh pada pemimpin, pemberani, pengetahuan tentang lapangan dan seringkali bahkan memiliki pemahaman lengkap tentang taktik yang harus digunakan. Satu-satunya kekurangan mereka adalah tidak adanya dukungan dari rakyat, dan tidak terhindari lagi kelompok-kelompok bandit itu ditangkap atau dihancurkan oleh kekuatan pemerintah.”
———
Akhir kata silahkan membaca lebih jauh Gerpolek, Massa Aksi dan buku-buku Tan Malaka lainnya untuk mengerti lebih jauh perkakas perjuangan rakyat yang digagas dan dipraktekannya, juga silah tengok lebih lanjut buku-buku Che Guevara yang sudah cukup banyak beredar di pasaran atau silah kunjung tulisan Che Guevara Online
Salam Pembebasan
Andreas Iswinarto
untuk link tentang tan malaka dan che Guevara silah akses Buku Perang Tan Malaka dan Che.
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2008/09/buku-perang-tan-malaka-dan-che-guevara.html